Moyo Hulu, Gaung NTB – Saluran primer sebelah kiri Bendungan Batu Bulan tepatnya di Depan Kampus Univertas Teknologi Sumbawa Desa Batu Alang (UTS) jebol sepanjang 17 meter. Akibatnya air bendungan tidak dapat didistribusikan untuk mengairi lahan pertanian sekitar 3.500 hektar yang tersebar di wilayah Desa Batu Alang, Boak A, Boak B, Serading, hingga Moyo Utara. Jika kondisi ini tidak segera diperbaiki, dikhawatirkan ribuan hektar padi terancam gagal panen. Kepala UPT Pengairan Batu Bulan, Ahmad Lamo ST kepada Gaung NTB, mengakui jebolnya saluran irigasi itu sudah yang kedua kalinya.
Jebol pertama terjadi awal Januari 2014 lalu disebabkan hujan besar dan terjangan banjir karena pada bagian samping saluran tersebut terdapat cekdam yang airnya dialiri melalui bagian bawah salurah.
Pada jebol pertama itu kata Lamo, petani baru menyemaikan bibit dan hendak menanam padi. Untuk menyelamatkan petani agar bisa menanam, masyarakat secara swadaya dibantu pemerintah memperbaiki saluran tersebut secara darurat dengan menggunakan drum sebagai pipa saluran. Kerja keras ini membuahkan hasil, masyarakat berhasil menanam padi. Tapi akhir Januari lalu saluran itu jebol. Hal ini terjadi karena konstruksi sementara yang dibangun masyarakat sangat sederhana, ditambah dengan adanya banjir akibat hujan yang cukup deras.
Sementara untuk memperbaiki kembali saluran primer ini, lanjut Lamo, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas PU dan Bappeda Kabupaten Sumbawa untuk mencarikan solusi penanganan darurat guna menyelamatkan padi petani.
Sekretaris Dinas PU, Aris Nur ST dan Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Prasarana Bappeda Sumbawa Priadi Priadiputra ST MT, yang didampingi KUPT Pengairan Batu Bulan, Kasubid Prasarana Wilayah Bappeda Sumbawa, Adi Nusantara MSc, Jum’at (14/2) terjun ke lokasi melakukan pengecekan.
Menurut tim ini, penanganan saluran primer yang jebol telah dikoordinasikan dengan Kepala Balai Sumber Daya Air, selaku Satker perpanjangan tangan pemerintah pusat yang ada di provinsi. “Untuk penangan lahan di atas 3000 hektar adalah tanggungjawab APBN, kalau di bawah 1000 hektar kewenangan kabupaten, sementara lahan antara 1000 hingga 3000 hektar menjadi kewenangan Provinsi, sehingga untuk perbaikan saluran itu menjadi tanggungjawab pemerintah pusat,” terang Priadi.
Hasil koordinasi dengan Satker SDA di provinsi, ungkap Priadi, sudah ada anggaran untuk rehabilitasi seluruh saluran irigasi Bendungan Batu Bulan senilai total Rp 22 miliar. Namun untuk penanganan saluran yang jebol itu tidak bisa menunggu anggaran tersebut karena untuk mencairkannya harus melalui proses yang panjang.
Solusinya penanganan darurat akan dilakukan secara swadaya oleh masyarakat, tapi tetap saja diupayakan agar Kepala SDA pusat yang ada di Provinsi dapat memberikan bantuan dana untuk mendukung swadaya ini. Sebab penangan swadaya itu diperkirakan akan menghabiskan anggaran Rp 29 juta.
Penanganan darurat saluran itu juga telah disampaikan kepada Asisten II Setda Sumbawa, Drs H Muhammading, yang kemudian menginstruksi segera dilakukan upaya penyelamatan agar tidak gagal panen.