Sumbawa Besar, Gaung NTB – Terminal Sumer Payung yang merupakan terminal induk di Kabupaten Sumbawa, dalam kondisi memprihatinkan. Sarana prasarana yang ada di terminal yang dibangun Tahun 1996 itu sudah banyak yang rusak berat. Termasuk infrastruktur jalan di dalamnya sudah berlubang.
“Keadaan ini sudah berlangsung selama tiga tahun,” ungkap Kepala Terminal Sumer Payung, Lukman Sujarfianto kepada Gaung NTB, Selasa (4/3).
Yang paling parah ketika musim penghujan. Karena di sana sini air tergenang, termasuk di ruang tunggu penumpang dan tempat parkir sejumlah bus angkutan, mengingat atapnya yang sudah bocor.
“Kegiatan perbaikan sarana prasarana di sini sudah sangat mendesak dan harus segera dilakukan karena ini terminal induk yang memberikan pelayanan selama 24 jam,” katanya.
Setiap harinya sedikitnya 25 unit bus Antar Kabupaten Antar Propinsi (AKAP) yang singgah dan masuk terminal dari Bima, Mataram, KSB maupun sejumlah kecamatan di daerah ini. Ia mengaku sangat prihatin. Selain kerusakan, sarana penunjang operasional di terminal ini sangat minim.
Semua kegiatan dilakukan secara manual, karena mesin tik, apalagi computer dan sound system, tidak dimiliki. Padahal terminal ini menjadi salah satu potensi yang akan memberikan konstribusi dalam mengdongkrak PAD.
Disinggung mengenai PAD Tahun 2013, Lukman mengaku diperoleh dari retribusi parkir bus, sepeda motor dan pembayaran sewa 28 unit kios. Dari target yang ditetapkan pada Tahun 2013 sebesar Rp 102 juta, hanya mampu dicapai Rp 70 juta (75 persen). Hal ini terjadi karena jumlah penumpang menurun dan bus yang masuk ke terminal tidak sesuai harapan. Selanjutnya Tahun 2014 ini, pihaknya diberikan target Rp 103 juta. Namun dia tetap optimis dapat merealisasikannya, tentunya dukungan peningkatan sarana prasarana dan fasilitas penunjang yang memadai.