Sumbawa Besar, Gaung NTB – Bila seleksi Olimpiade SAINS Siswa Nasional (OSN) tingkat SMP dimulai dari level Sub Rayon, tidak demikian dengan tingkat SMA. Untuk tingkat SMA menurut Kasi Kurikulum dan Kesiswaan Dikmen Dinas Diknas Kabupaten Sumbawa, Shalahuddin MA, SH, langsung digelar dari tingkat kabupaten. “Ini sistem dari pusat. Jadi untuk tingkat SMA tidak ada seleksi OSN dilevel bawah, tapi langsung tingkat kabupaten,” ujarnya.
Seleksi OSN SMA sendiri akan dilaksanakan tanggal 1 April mendatang. Dari 25 SMA yang ada di Kabupaten Sumbawa, Dinas Diknas hanya mengundang 20 sekolah saja. Sementara sekolah yang ada di wilayah Orong Telu, Batu Rotok, Tepal dan Pulau Moyo, tidak dilibatkan. Faktor geografis menjadi pertimbangan utama mengapa sekolah-sekolah yang ada di wilayah tersebut tidak diikutsertakan.
Lebih lanjut Kak Bho—sapaan akrabnya, mengatakan untuk tingkat SMA ada 9 mata pelajaran yang diujikan yakni Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Komputer, Astronomi, Ekonomi, Kebumian dan Geografi. Untuk peserta, tiap sekolah mengirimkan 24 siswa terbaiknya dimana untuk satu mata pelajaran diikuti 3 siswa. “Materi soalnya dibuat langsung dari Jakarta. Seleksi nanti dipusatkan di SMA 3 Sumbawa,” terang Kak Bho.
Dari hasil seleksi tingkat kabupaten ini, nantinya akan dijaring sebanyak 24 peserta atau juara pertama, kedua dan ketiga masing-masing mata pelajaran untuk diikutsertakan dalam olimpiades serupa tingkat provinsi yang akan dilaksanakan akhir bulan April dan awal bulan Mei. “Untuk penentuan pemenang tingkat provinsi tidak menggunakan sistem juara I, II dan III tapi berdasarkan penilaian tertinggi,” timpal Kak Bho.
Tahun lalu, ada sebanyak 6 siswa dari Kabupaten Sumbawa yang berhasil mewakili NTB ke tingkat nasional. Mereka adalah 4 pelajar SMA dan 2 pelajar Inklusi. Dikejuaraan tingkat nasional itu, pelajar Sumbawa berhasil menyumbangkan medali Perunggu untuk mata pelajaran IPA Inklusi. “Tahun ini kita tetap optimis ada pelajar dari Sumbawa yang lolos ke nasional. Untuk pembinaan lebih lanjut ditingkat provinsi kita tetap menjalin kerjasama dengan Centrion Institute Bandung (CIB). Pembinaan ini akan dilakukan selama 10 hari,” pungkasnya.