• Pengelola
  • Pedoman Pemberitaan
  • Advertise
Gaung NTB

  • Home
  • Sumbawa
  • Sumbawa Barat
  • Dompu Bima
  • Lombok
  • Nasional
  • Wisata
  • Lifestyle

    Trending Tags

    • Golden Globes
    • Game of Thrones
    • MotoGP 2017
    • eSports
    • Fashion Week
No Result
View All Result
  • Home
  • Sumbawa
  • Sumbawa Barat
  • Dompu Bima
  • Lombok
  • Nasional
  • Wisata
  • Lifestyle

    Trending Tags

    • Golden Globes
    • Game of Thrones
    • MotoGP 2017
    • eSports
    • Fashion Week
No Result
View All Result
Gaung NTB
No Result
View All Result
Home Sumbawa

LPA NTB Prihatin Kasus Kekerasan Anak Meningkat

redaksi by redaksi
April 30, 2014
in Sumbawa
0
0
SHARES
2
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Sumbawa Besar, Gaung NTB – Kasus yang menimpa anak-anak terus mengalami peningkatan baik kuantitas maupun kualitasnya. Tidak hanya sebagai korban kekerasan, namun menjadi pelaku kejahatan. Sejauh ini penanganannya masih belum maksimal, sehingga banyak kasus yang menimpa anak tidak terselesaikan secara tuntas. Hal ini disebabkan selain tidak intensnya lembaga yang konsen terhadap anak, juga kurangnya perhatian pemerintah dalam mengalokasikan anggaran dalam kepentingan penanganan kasus yang menimpa anak. Hal ini mengemuka dalam kegiatan Koordinasi dan penguatan Lembaga Perlindungan Anak Kabupaten Sumbawa kerjasama LPA Sumbawa, LPA NTB dan AIPJ (Australia Indonesia Partnership for Justice) di Istana Dalam Loka, Kesultanan Sumbawa, Senin (28/4).

Ketua LPA Kabupaten Sumbawa, Hj Nuryati Multazam mengakui kasus anak di daerah ini meningkat. Dalam melakukan tindakan dan advokasi, pihaknya menjalin kerjasama dengan lembaga terkait lainnya seperti LK3 Dinas Sosial dan P2TP2A BKBPP. Namun masih banyak kasus anak yang tidak tuntas seperti menjadi korban pemerkosaan hingga hamil dan melahirkan. Sementara pelakunya sulit terjerat karena tidak ada saksi yang melihat langsung kejadian tersebut. Untuk melakukan tes DNA terhadap anak yang dilahirkan, terkendala dana karena biayanya sangat mahal.

Ada juga beberapa siswa SD, SMP dan SMA yang menjadi korban pencabulan dan pemerkosaan yang terpaksa putus sekolah karena malu. Pihak sekolah tak bisa menjamin psikologis anak jika tetap bertahan bersekolah di sekolah tersebut terbebas dari ejekan dan hinaan teman-temannya. Ada juga mucikari cilik, dan trafficking yang diselesaikan secara damai oleh kedua belah pihak, bahkan ada yang dinikahkan. Selainnya LPA tidak dapat memberikan advokasi kepada anak korban kekerasan karena jarak tempuh yang cukup jauh, seperti yang terjadi di daerah terpencil yang harus dijangkau menggunakan mobil khusus (double gardan). Belum lagi anak korban perceraian kedua orang tuanya, terlantar dan tidak dinafkahi.

Dalam menangani anak korban kekerasan ini, LPA merasa kesulitan mengingat belum adanya secretariat atau rumah aman. Selain itu belum adanya satu pemahaman antara LPA dengan penyidik kepolisian yang menangani masalah anak, sehingga banyak kasus mentok dan alot. “Inilah yang membuat kami prihatin,” akunya.

Hal senada diakui Ketua P2TP2A Sumbawa, M Ikraman S.Pt. Kendala yang paling mendasar dalam penanganan anak ini adalah ketersediaan anggaran. Sedangkan bagi anak korban kekerasan yang berada jauh dari jangkauan kota, telah disiasati dengan memanfaatkan penyuluh KB atau puskesmas di desa untuk memberikan pendampingan. Demikian dengan siswa yang bermasalah, direncanakan akan digiatkan home schooling. Namun dia berharap permasalahan ini dapat menemui solusi melalui diskusi ini.

Sementara Drs H Baharuddin Nur selaku Ketua LPA NTB, menyatakan bahwa semua pihak memiliki kepedulian yang sama terhadap anak. Dan kasus anak banyak terjadi di lingkungan keluarga. Bahkan kasus inces (pelecehan seksual kerap dilakukan oleh orang yang berhubungan darah dengan korban. Seperti ayah terhadap anaknya, kakak terhadap adiknya. Di sekolah juga kerap terjadi kekerasan, tidak hanya secara fisik tapi yang paling sering adalah psikis. “Guru sering mengeluarkan kalimat “bodoh” kepada siswanya yang tidak mampu menjawab pertanyaan. Ini adalah kekerasan psikis,” katanya. Yang paling memprihatinkan adalah siswa korban perkosaan. Selain dikeluarkan dari sekolah dengan alasan pencitraan lembaga pendidikan, siswa ini dinikahkan secara paksa untuk menutup aib keluarga, ujung-ujungnya menjadi janda karena ditinggalkan sang suami yang tidak mencintainya.

Belum lagi anak yang tersangkut hokum. Untuk diketahui, anak yang bermasalah dengan hokum tidak muncul begitu saja, mereka adalah produk masyarakat sendiri. Tentu ada kesalahan orang tua, keluarga, masyarakat dan Negara sehingga anak melakukan tindak menyimpang. Itulah sebabnya perlu dilakukan pendekatan yang restorative, berupaya sedapat mungkin menghindari anak memasuki system peradilan pidana, namun tetap menjadi kasus sebagai pemebelajaran anak bahwa tindakan mereka salah. Sekaligus menempatkan masyarakat sebagai actor dalam penyelesaian masalah. “Dengan kata lain, masalah anak yang bermasalah dengan hokum merupakan collective responsibility kita,” tandasnya.

Rival Ahmad dari Australian Aid atau AIPJ (Australia Indonesia Partnership for Justice) mendukung penuntasan persoalan anak di Indonesia terutama di NTB. Karena itu pihaknya telah menjalin kerjasama dengan LPA NTB, mengingat kasus anak ini semakin meningkat. Apalagi muncul kasus JIS, yang cukup mengejutkan. Sebab di tempat yang dianggap paling aman bisa terjadi kasus serupa, apalagi yang jauh dari system pengamanan.

Belum lagi ada jutaan anak Indonesia yang
tidak dianggap hadir di dunia hanya karena akte kelahiran. “Banyak anak tidak dianggap warga Negara Indonesia, sebab tidak punya akte tidak bisa sekolah. Kalau anak sudah dimarjinalisasi seperti ini, maka dia akan meminggirkan dirinya sampai akhir, ini problem yang tidak kita inginkan,” pungkasnya sembari menyatakan bahwa masalah anak adalah persoalan bersama yang harus dituntaskan secara bersama pula.

Previous Post

Langkah Darurat untuk Jembatan Brang Sakal

Next Post

Sengketa Eks Tanah Amat Ode dengan Kodim 1607, Warga Pekat Tolak Berdamai

redaksi

redaksi

Next Post

Sengketa Eks Tanah Amat Ode dengan Kodim 1607, Warga Pekat Tolak Berdamai

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Stay Connected test

  • 79 Followers
  • 33k Followers
  • 82.6k Subscribers
  • 22.9k Followers
  • 99 Subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest

Proses Penyusunan Program Pembelajaran Lembaga PAUD

March 25, 2014

Wisata Hiu Paus Labuhan Jambu, Destinasi Kekinian Pulau Sumbawa

August 20, 2020

Jenis Tanaman Hortikultura Memiliki Nilai Ekonomis Sangat Tinggi

October 16, 2015
Pemuda Muhammadiyah Sumbawa Soroti Politisasi Bansos

Pemuda Muhammadiyah Sumbawa Soroti Politisasi Bansos

October 13, 2020

Wisata Hiu Paus Labuhan Jambu, Destinasi Kekinian Pulau Sumbawa

7

Fakultas Pertanian UNSA Beri Penghargaan pada Dosen Berprestasi

5

Iringan Perahu Mengarak Ziarah Tambora Menuju Gili Tapan

3

JM: Siap Sambut PPS

3
DPRD dan Masyarakat Orong Telu Sepakat Kawal Proyek Jalan Dari Dana Provinsi dan Pusat

DPRD dan Masyarakat Orong Telu Sepakat Kawal Proyek Jalan Dari Dana Provinsi dan Pusat

January 13, 2021
Hearing Dengan Komisi III DPRD Sumbawa, IPPMS Orong Telu Pertanyakan Progres Pengerjaan Jembatan Tempoak Renok

Hearing Dengan Komisi III DPRD Sumbawa, IPPMS Orong Telu Pertanyakan Progres Pengerjaan Jembatan Tempoak Renok

January 13, 2021
Disdik Mataram Memperpanjang Program Belajar dari Rumah

Disdik Mataram Memperpanjang Program Belajar dari Rumah

January 5, 2021
Praktik Baik BDR Pada Anak Tuna Rungu di SDN Hijrah 1 Lape

Jatuh ke Jurang, Seorang Pendaki Asal Surabaya Tewas di Gunung Rinjani

January 5, 2021

Recent News

DPRD dan Masyarakat Orong Telu Sepakat Kawal Proyek Jalan Dari Dana Provinsi dan Pusat

DPRD dan Masyarakat Orong Telu Sepakat Kawal Proyek Jalan Dari Dana Provinsi dan Pusat

January 13, 2021
Hearing Dengan Komisi III DPRD Sumbawa, IPPMS Orong Telu Pertanyakan Progres Pengerjaan Jembatan Tempoak Renok

Hearing Dengan Komisi III DPRD Sumbawa, IPPMS Orong Telu Pertanyakan Progres Pengerjaan Jembatan Tempoak Renok

January 13, 2021
Disdik Mataram Memperpanjang Program Belajar dari Rumah

Disdik Mataram Memperpanjang Program Belajar dari Rumah

January 5, 2021
Praktik Baik BDR Pada Anak Tuna Rungu di SDN Hijrah 1 Lape

Jatuh ke Jurang, Seorang Pendaki Asal Surabaya Tewas di Gunung Rinjani

January 5, 2021

Gaung NTB

GaungNTB - Jangan Gentar Berkata Benar

Follow Us

Browse by Category

  • Budaya
  • Dompu Bima
  • Edukasi
  • Ekonomi Bisnis
  • Jakarta
  • Kesehatan,
  • Kriminal
  • Lombok
  • Mataram
  • Nasional
  • Olahraga
  • Opini
  • Pariwara
  • Pemerintahan
  • Polhukam
  • Sumbawa
  • Sumbawa Barat
  • Uncategorized
  • Wisata

Recent News

DPRD dan Masyarakat Orong Telu Sepakat Kawal Proyek Jalan Dari Dana Provinsi dan Pusat

DPRD dan Masyarakat Orong Telu Sepakat Kawal Proyek Jalan Dari Dana Provinsi dan Pusat

January 13, 2021
Hearing Dengan Komisi III DPRD Sumbawa, IPPMS Orong Telu Pertanyakan Progres Pengerjaan Jembatan Tempoak Renok

Hearing Dengan Komisi III DPRD Sumbawa, IPPMS Orong Telu Pertanyakan Progres Pengerjaan Jembatan Tempoak Renok

January 13, 2021
  • Pengelola
  • Pedoman Pemberitaan
  • Advertise

© 2020 GaungNTB - Jangan Gentar Berkata Benar GaungNTB.

No Result
View All Result

© 2020 GaungNTB - Jangan Gentar Berkata Benar GaungNTB.