Sumbawa Besar, Gaung NTB – Menguasai ilmu atau strategi pemasaran sangat penting bagi mereka yang memiliki usaha atau memiliki produk tertentu, termasuk memiliki usaha atau produk dalam bidang konveksi. Karena hasil produk tersebut harus dijual kepada masyarakat sehingga strategi pemasaran itu harus dikuasai.
Disampaikan Kasi Dikmas Bidang PNFI Dinas Diknas Sumbawa, Irhamuddin MPd dalam pemaparannya pada pelatihan Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) yang berlangsung di LKP Setia Mandiri Dusun Sering Desa Kerato Kecamatan Untir Iwis belum lama ini, bahwa masalah pemasaran ini perlu disikapi bersama dalam rangka menjual atau mempromosikan produk.
Dijelaskannya bahwa setelah peserta mengikuti kursus atau pelatihan menjahit nantinya, maka diharapkan akan memberikan dampak bagi peningkatan kesejahteraan mereka ke depan sesuai dengan harapan pemerintah, yakni dari pelatihan itu mereka akan mampu menghasilkan produk pakaian yang kemudian dapat dipasarkan dengan baik.
“Kami berharap nanti mereka akan menjadi seorang menjadi pengusaha yang mendiri, menghasilkan produk sendiri yang dapat dijual kepada masyarakat,” harapnya.
Untuk memulai usaha seperti itu katanya harus memiliki rencana awal, sebagai motivasi bagi upaya untuk mencapai tujuan. Termasuk didalamnya harus menguasai teori tentang pemasaran, sehingga produk yang dihasilkan dapat dipasarkan dengan baik.
Secara teori jelas Irhamudidn, bahwa yang dimaksud dengan ilmu pemasaran adalah keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa serta untuk memuaskan kebutuhan kepada pembeli.
Adapun konsep pemasaran paparnya, yakni pemasaran itu diawali dari proses produksi kemudian melahirkan produk dan proses dilakukannya penjualan.
Produksi itu jelas Irhamuddin, adalah proses membuat baju, celana dan produk lain, sehingga menghasilkan produk, kemudian produk atau barang hasil produksi tersebut akan dilakuakn penjualan atau pemasaran. Terkit dengan pemasaran ini jelasnya dari aspek lokasi ada 2 yakni pemasaran sosial dan pemasaran global.
Pemasaran sosial katanya, bahwa hasil produksi kemudian dijual di lingkungan sekitar seperti mulai tingkat desa, kecamatan dan skup kabupaten, kemudian apabila sudah ada pengakuan dari masyarakat maka produk itu dapat dijual hingga pasar global atau ke pasar yang lebih luas misalnya dikirim ke luar daerah atau ke luar negeri.
Ada 3 faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan strategi dalam pemasaran yaitu daur hidup produksi yang meliputi tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap kemunduran.
“Apa yang dibuat harus diperkenalkan kepada masyarakat atau konsumen, kemudian apabila sudah dikenal maka tahap selanjutkan akan dikembangkan dengan menambah pelanggan,” paparnya.
Sementara dalam tahap pertumbuhan jelasnya, akan terjadi banyak persaingan sehingga ada 2 kemungkinan yang terjadi, kalah atau menang bersaing, sehingga diperlukan strategi untuk menjadi pemenang atau setidaknya tetap bertahan dan pelanggan tidak beralih ke produk lain, yakni diperlukan penjagaan mutu dan meningkatkan kualitas produk.
Selain itu sambung Irhamuddin, dalam pemasaran ini juga harus siap untuk bersaing dengan yang lain, oleh karena seorang pengusaha harus mengetahui kondisi dan situasi pasar, apakah harus mengambil sebagian dari pasar atau secara keseluruhan. Serta juga harus memperhatikan situasi ekonomi masyarakat, apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau tidak dan juga harus melihat daya beli masayarakat. “Jangan memproduksi barang yang tidak bisa dibeli atau tidak dibutuhkan oleh konsumen,” ingatnya.
Yang lain yang harus diperhatikan dalam pemasaran ini jelas Irhamuddin, yakni tetap berupaya mempertahan pelanggan, kemudian memelihara kepuasan pelanggan dan menyederhanakan proses pembelian. “Jangan mempersulit pelanggan, kita harus tetap berusaha agar barang kita tetap menjadi minat bagi pembeli,” katanya.
Kemudian yang perlu diperhatikan juga katanya yakni segmen pasar, bahwa pasar menjadi kelompok pembeli yang berbeda dan memiliki kebutuhan yang berbeda, kemudian karekteristik juga harus diperhatikan atau prilaku yang berbeda membutuhkan produk yang berbeda pula.
Dasar penetapan segmen pasar pada pasar konsumen yakni ditentukan berdasarkan geografi yang meliputi wilayah, ukuran daerah dan ukuran kota, kemudian demografi meliputi umur, keluarga pendapatan dan pendidikan.
Selain itu juga harus memperhatikan psikologis pasar meliputi kelas sosial, gaya hidup dan kepribadian juga prilaku pembeli yani terkait dengan manfaat yang dicari, status pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan dan sikap pada produk.
Kemudian terakhir jelas Irhamuddin yang penting juga diperhatikan adalah menentukan pasar sasaran, dalam hal ini katanya ada dua langka yang harus dilakukan yakni harus menghitung dan menilai potensi keuntungan dari berbagai segmen yang ada, kemudian langka kedua mencatat hasil penjualan tahun lalu dan memperkirakan untuk tahun yang akan datang.
Sementara ada juga faktor yang mempengaruhi prilaku konsumen yang juga perlu diperhatikan, yakni faktor kebudayaan hal ini jelas Irhamuddin, menjadi penyebab paling mendasar teori keinginan dan prilaku seseorang.
Kemudian faktor sub budaya yakni sekolompok orang yang memiliki sistem nilai yang sama tentang pengalaman dan situasi kehidupan dan juga faktor kelas sosial, dimana masyarakat yang relatif permanen yang anggotanya mempunyai nilai, kepentingan dan prilaku yang sama. (**)