Sumbawa Besar, Gaung NTB – Ratusan orang yang menghadiri perayaan Muharam 1437 di Sumbawa secara bersama-sama melepas lampion ke udara Sumbawa. Pelepasan lampion tersebut menandai pelaksanaan perayaan Muharaman Sumbawa yang diselenggarakan IISBUD Sarea, Alif, dan kerato Angin Laut (18/10).
Muharaman Sumbawa dan Gelar Budaya ini dibuka oleh Ketua Dewan Kesenian Sumbawa (DKS) H Ir Iskandar DMEc Dev dengan melepas lampion pertama. Haji Ande, sapaan akrabnya, menyebutnya sebagai lampion Laksamana Cheng Ho.
Seperti diketahui, Cheng Ho ialah penjelajah muslim asal Tiongkok yang membawa lampion ke nusantara di abad 14. Diduga kuat, Cheng Ho pula yang membawa kuda Mongol ke pulau Sumbawa. Pelepasan lampion tersebut merupakan simbol hijrah dalam peringatan Muharam. Lampion ialah ikon api yang harus dikembalikan ke angkasa. Bagian dari doa dan cara merespon adanya perubahan iklim dan bencana alam.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor IISBUD Sarea Ahmad Yamin SH MH memaparkan agenda Gebyar Budaya Angin Laut, antara lain Qasidah, Rebana dan Bagesa. Qasidah dan Rebana berkaitan dengan nilai-nilai Islam, sedangkan Bagesa berkaitan erat dengan budaya Sumbawa.
“Melalui festival ini diharapkan budaya Sumbawa semakin mengakar. Ada indikasi kaum muda mulai meninggalkan tradisinya,” ucapnya.
Muharaman Sumbawa dan Gebyar Budaya dipusatkan di pacuan kuda Angin Laut, Desa Penyaring, Moyo Utara. Berlangsung hingga 25 Oktober 2015 dengan beragam kegiatan, antara lain qasidah, rebana, bagesa, dangdut, pemutaran film dan lain sebagainya.