Sumbawa Besar, Gaung NTB – Penilaian Sobaruddin SH kader Golkar Sumbawa yang menyatakan pernyataan Sekretaris DPD Golkar Kabupaten Sumbawa, sebagai pernyataan ‘prematur’, seperti diberitakan Gaung NTB edisi Jum’at, (23/10) ditanggapi oleh Sekretaris Partai Golkar Kecamatan Lopok Sirajuddin HA SPdI yang menilai pernyataan Sobar asal bunyi. Namun hal itu dapat dipahaminya, karena kemungkinan Sobaruddin belum memahami apa yang dimaksud dengan prematur itu sendiri.
Kepada Gaung NTB (25/10), Sirajuddin menyampaikan bahwa apa yang disampaikan oleh Ahmadul Kusasi, dengan kapasitasnya sebagai Sekretaris DPD Golkar Kabupaten Sumbawa sudah prosedural dan sudah sesuai dengan tugas dan fungsi sebagai pengurus teras Golkar Sumbawa.
Terkait dengan adanya keputusan MA tersebut. Dijelaskannya, bahwa putusan MA adalah putusan final dan mengikat yang telah melalui proses dan tahapan hukum yang semestinya.
Untuk diketahui oleh Sobar kata Sirajuddin, bahwa upaya hukum kasasi merupakan upaya hukum yang terakhir, kalaupun ada Peninjauan Kembali (PK) yang mungkin akan dilakukan oleh Kubu Agung Laksono (AL), maka itu tidak menghalangi eksekusi terhadap putusan MA yang telah memenangkan Kubu Golkar Abu Rizal Bakrie (ARB) tersebut. “Mestinya Sobar harus belajar lagi dan memperkaya kosa kata, sehingga menjadi lebih cerdas lagi,” tandas Ketua Tim Kecamatan Lopok untuk paket JIWA ini.
Jika Sobar berkeinginan untuk bergabung dibawah kepengurusan Golkar ARB, menurut Sirajuddin, mestinya harus dapat menerima keputusan MA tersebut dengan legowo, tidak membuat pernyataan yang justru dapat mengamputasi karir politiknya.
Demikian juga dengan pertanyaan Sobar yang menyatakan tidak ada yang kalah dan menang dalam kasus tersebut, dijelaskan Sirajuddin, bahwa masalah Golkar ini telah melalui proses hukum dari tingkat paling bawah hingga upaya hukum Kasasi di MA dan pada tanggal 20 Oktober 2015 bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Partai Golkar ke-51, Partai Golkar kubu ARB dimenangkan oleh MA dengan membatalkan keputusan KemenkumHAM yang sebelumnya mengesahkan kepengurusan Golkar dibawa kepemimpinan AL.
“Pernyataan tidak ada yang kalah dan tidak ada menang itu, saya nilai sebagai pernyataan yang provokatif,” tandasnya lagi.
Pernyataan seperti itu menurut Sirajuddin, tidak mesti dilontarkan oleh kader Golkar sekelas Sobaruddin, namun dapat dipahami kembali karena kemungkinan dia tidak paham hukum secara kaffah.
Oleh karena itu Sirujuddin menyarankan kepada Sobar agar taat azas dan taat kepada partai serta kembali kepada ‘jalan yang benar’ apabila menginginkan karir politiknya di Golkar masih ingin berlanjut.
“Kalau berniat ingin membesarkan partai, silahkan kembali kepada pengurus yang benar dan sah, sesuai dengan putusan MA, kemudian mendukung semua keputusan DPP Partai Golkar, termasuk dalam Pilkada yang tinggal menghitung hari ini, buktikan bahwa kita semua adalah kader militan,” demikian Sirajuddin.