Poto Tano, Gaung NTB – Kejuaraan Paralayang International yang dipusatkan di Desa Mantar, Jum`at (20/11), resmi dibuka. Spot take off Paralayang yang berada di Kecamatan Poto Tano ini dinyatakan sebagai yang terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini.
Even bertajuk Mantar Paragliding West Sumbawa Flying Compotition 2015, Fun Play and Charity ini diikuti sedikitnya 6 negara Asia dan Eropa seperti Inggris, Singapura, Prancis, Belanda, Swiss serta Indonesia dengan menarik sedikitnya 100 peserta. “Mantar ini sebuah desa budaya. Masyarakatnya masih tinggal dengan cara tradisional.
Mantar begitu indah untuk melakukan kegiatan di luar ruang. Salah satunya Paralayang Gantole,” kata Koordinator Pilot, Bucek Deep.
Bintang sinetron dan aktor terkenal tanah air ini mengakui, Spot Paralayang Mantar merupakan yang terbaik di Indonesia bahkan dunia. Ia mengatakan, para penggila Paragliding sangat menyukai kegiatan ini. Bahkan mereka, telah memiliki jam terbang yang tinggi. “Mantar hebat dan terbaik. Sepertinya kami sangat enjoy di sini,” ujarnya.
Sementara itu, Penjabat Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Dr Ir H Abdul Hakim MM saat membuka kejuaraan memuji eksotisme pemandangan desa yang terkenal melalui film layar lebar Serdadu Kumbang tersebut.
“Pemerintah harus mendukung dan wajib mempromosikan event ini. Mantar ini asset berharga. Agenda ini bisa menarik banyak atlet Paralayang international untuk datang ke Mantar. Apalagi ada atlet paralayang asli Mantar sendiri,” tandasnya.
Ia berharap kepada masyarakat dan pemerintah desa ikut berpartisipasi memberikan rasa aman dan kenyamana bagi para atlet yang datang. “Atlet yang datang menilai Spot Mantar ini terbaik di Indonesia. Kita harap Spot Paralayang Mantar ini bisa menjadi tuan rumah untuk event berkelas dunia,” lanjutnya.
Pantauan Gaung NTB, sebelum berlaga sejumlah peserta melakukan uji coba Take Off. Ada yang terbang solo dan Tundem. Yang menarik dan menghebohkan, tampak Penjabat Bupati, ikut merasakan sensasi terbang Tundem dengan atlet Paralayang berkelas dunia asal Indonesia. “Ini menegangkan sekaligus menyenangkan. Ini bukan terbang pertama saya. Sebelumnya, saya pernah terjun payung dan mengantongi Wings,” akunya.
Untuk diketahui, kejuaraan Paralayang Mantar ini menggunakan dua sesi menilaian seperti Exi—terbang dengan jarak dan mendarat terjauh mendarat. Tim juri member nilai 10 poin untuk paling jauh, sedang 5 poin dan dekat 3 poin.
Selanjutnya, KTM atau ketepatan mendarat dengan Top Down—mendarat kembali dilokasi Take Off semula dengan ketepatan waktu serta ketinggian. Event ini diselenggarakan dalam rangka memeriahkan Hari Lahir (Harlah) ke 12 Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). (**)