Sumbawa Besar, Gaung NTB – Untuk mewujudkan pengutaan resiko bencana dan peningkatan kesiapsiagaan di tingkat daerah menuju penguatan ketahanan Indonesia, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa bekerjasama dengan Tim UGM dan Tim GNS Science New Zealand menggelar Workshop Strenghened Indonesia Resilience Reducing Risk From Disaster (StIRRRD), yang berlangsung di Aula Rumah Makan Goa Sumbawa, Senin (18/7)
Kepala BPBD Sumbawa, Ir. Mukmin dalam laporannya menyampaikan, StIRRRD sudah dimulai sejak 2011-2012 di daerah pilot yaitu Kota Palu dan Kota Padang, kegiatan yang dilaksanakan meliputi workshop kebencanaan, penyusunan rencana aksi daerah, kunjungan dan pelatihan di New Zealand dan pemantapan serta implementasi rencana aksi. Dalam pelaksanaannya.
Kegiatan tersebut jelas Mukmin, mengutamakan koordinasi dan kerjasama berbagai pihak, seperti Pemerintah Daerah, Universitas lokal, kalangan swasta, LSM, dan kelompok komunikasi siaga bencana.
Atas keberhasilan kegiatan di daerah pilot, kegiatan tersebut disetujui oleh Ministry Of Foreign And Trade (MFAT) New Zealand untuk dilanjutkan selama 5 tahun kedepan, sebanyak 10 kabupaten/kota dilibatkan dari 4 provinsi yaitu Sulawesi Tengah, Sumatera Barat, NTB, dan Bengkulu.
Selain kota Palu dan Kota Padang yang memasuki tahap ke-2, kabupaten/kota lain yang ikut bergabung diantaranya, Kabupaten Donggala, Morowali, Kota Mataram, Kabupaten Sumbawa, dan beberapa kabupaten lain
Sementara itu Perwakilan Tim UGM, Dr. Wahyu Wilopo, dalam sambutan menyampaikan bahwa UGM dan GNS telah bekerjasama sejak 2011 – 2014, beberapa kegiatan yang dilakukan diantaranya Capacity Burning yang melibatkan semua institusi terkait.
Selain itu sambungnya, juga telah diadakan beberapa training diantaranya tentang bangunan struktur tahan gempa, landscape training atau dampak kerugian apabila terjadi bencana, penyusunan peta resiko bencana, Community Improvement atau sistem pergerakan dini pergeseran tanah. Selain itu juga dilakukan evaluasi dan monitoring terhadap semua kegiatan yang telah dilakukan. Dengan adanya beberapa kegiatan tersebut, diharapkan akan menghasilkan outcome berupa kesiapan masyarakat Sumbawa yang tangguh dalam menghadapi bencana.
Sementara itu Bupati Sumbawa yang diwakili oleh Asisten Pemerintahan Sekda Kabupaten Sumbawa Dr. H. Muhammad Ikhsan M.Pd, menyampaikan apresiasi dan kepada segenap peserta Workshop yang telah meluangkan waktu mengikuti kegiatan tersebut.
H Ikhsan—sapaan Asisten I Sekda Sumbawa juga menyampaikan apresiasi kepada Tim UGM dan Tim GNS New Zealand, yang hadir dalam kesempatan itu dalam rangka mencari solusi penyelenggaraan penanganan bencana di Kabupaten Sumbawa.
Sesuai dengan Perpres Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019, bahwa agenda pembangunan (Nawacita) pada agenda pembangunan ke-7 yaitu mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik; termuat pelestarian sumber daya alam, lingkungan hidup dan pengelolaan bencana. Adapun sasaran strategis pembangunan nasional (kebencanaan) “menurunnya indeks risiko bencana pada pusat-pusat pertumbuhan yang berisiko tinggi”.
Dengan tiga agenda jelasnya, yakni internalisasi pengurangan risiko bencana dalam kerangka pembangunan berkelanjutan di pusat dan daerah, kemudian penurunan tingkat kerentanan terhadap bencana, dan peningkatan kapasitas dalam penanggulangan bencana.
Sebagaimana diketahui bersama kata H Ikhsan, bahwa kegiatan StIRRRD bertujuan untuk mewujudkan pengurangan resiko bencana dan peningkatan kesiapsiagaan di tingkat daerah menuju peningkatan ketangguhan Indonesia.
Dikaitkan dengan Undang- Undang No 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, paparnya, dimana bencana didefinisikan sebagai suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
Terkait dengan hal tersebut kata H Ikhsan, berdasarkan data yang ada di BPBD Kabupaten Sumbawa, daerah ini merupakan salah satu kabupaten yang memiliki tingkat kerawanan bencana yang cukup tinggi.
Adapun potensi bencana di Kabupaten Sumbawa sebutnya, meliputi sebelas jenis bencana yang berpotensi yaitu banjir, tanah longsor, cuaca ekstrim/angin puting beliung, gelombang ekstrim dan abrasi, gempa bumi, tsunami, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, konflik sosial, letusan gunung berapi, epidemi, dan wabah penyakit.
Selanjutnya merujuk pada fakta tersebut kata H Ikhsan, maka sangat diperlukan perhatian yang besar dalam menangani potensi bencana tersebut, ketahanan Indonesia melalui pengurangan resiko bencana diantaranya melalui Workshop yang diselenggarakan atas kerjasama Tim UGM-GNS yang didikung oleh MFAT NZAID New Zealand.