Mataram, Gaung NTB
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menginginkan wilayah Teluk Saleh, Moyo dan Tambora (Samota) menjadi pusat pengembangan potensi perikanan dan kelautan nasional.
“Sebagai akuarium raksasa, Samota menyimpan potensi yang sangat besar, yang bisa mencapai sekitar Rp11 triliun per tahun jika di kelola dengan baik,” kata Wakil Gubernur NTB, H Muhammad Amin saat menerima delegasi University of Rhode Island (URI) Amerika Serikat, di ruang kerjanya di Mataram, Senin.
Wagub menilai sumber daya alam NTB sangat besar dan melimpah. Tentunya untuk mengekplore semua potensi itu butuh kerjasama dengan berbagai pihak. Karenanya, secara teknis, wagub meminta rencana kerjasama dengan RIM segera ditindaklanjuti secara serius. “Secara teknis, kita ingin kerjasama ini segera ditindaklanjuti secara serius,” ujarnya.
Selain itu, Wagub meminta pihak URI mengembangkan kerjasama di bidang sumber daya manusia, berupa penyediaan beasiswa untuk mahasiswa dan masyarakat NTB.
Perwakilan URI tersebut terdiri dari Dekan Lingkungan dan Ilmu Pengetahuan, Dr John Kirby, Ketua Departemen Kelautan, Dr Robert Thompson dan Perwakilan URI di Indonesia, Mr Brook Williams Ross.
Kehadiran delegasi tersebut untuk menjajaki kerjasama di bidang Eco-Tourism, Perikanan, Kelautan, Hukum Laut, Manajemen Lingkungan, Pendidikan dan Sumber Daya Manusia. Kerjasama ini juga dilakukan dengan Universitas Mataram.
“Kami sedang menyusun program kerjasama yang produktif, berkelanjutan bersama pemerintah provinsi NTB. Kami sudah bekerjasama dengan Indonesia kurang lebih 45 tahun,” kata Dr Robert Thompson.
Sementara Kepala Bappeda NTB Ridwansyah, menjelaskan ke depan, selain mengandal sektor pertanian dan pariwisata, sektor kelautan dan perikanan menjadi pilar pembangunan ekonomi.
“Untuk dimaklumi, di dalam RPJMD, potensi-potensi di 16 kawasan strategis itu tertumpu pada potensi kelautan,” jelasnya.
Karena itu, ia berharap kerjasama pemerintah provinsi dapat lebih fokus dan lebih detail menguatkan komitmen untuk pengembangan Samota. Hal ini berlaku, baik investasi, kelembagaan maupun kebutuhan infrastruktur.
“Apa yang sudah kami miliki sekarang, NTB sedang menyusun rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Ini kira-kira hampir final untuk dijadikan bahan analisis tim ini dalam mengembangkan kerjasama,” katanya.