Sumbawa Barat, Gaung NTB
Menjadi tantangan tersendiri bagi Dinas Komunikasi dan Informatika Diskominfo) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), untuk membimbing dan mengarahkan masyarakat, khususnya pelajar dari tingkat SD, SMP dan SMA/SMK sederajat menggunakan Internet Sehat.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) setempat, Drs Burhanuddin MM, menuturkan pemerintah melalui Kominfo tengah berupaya maksimal dalam mensosialisasikan Internet Sehat ini.
Hal ini berkaitan erat dengan penggunaan internet dan smartphone terutama di kalangan pelajar. Saat ini penggunaan internet dan smartphone tidak lagi menjadi barang langka, sehingga pelajar dari tingkat dasar sampai menengah atas pun dengan bebasnya memiliki perangkat tersebut.
Terlebih lagi membuka aplikasi internet secara bebas. Sementara dalam mengakses internet semua iklan-iklan layanan bahkan gambar tak layak pun, seketika muncul ketika mengakses informasi yang diingin kan.
Tidak ingin anak-anak atau pun pelajar terjerumus ke hal negatif, Burhanuddin, menghimbau para orang tua untuk memantau dan mengawasi aktifitas anak ketika mengakses internet.
Pada prinsipnya, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan dari masyarakat dan guru di sekolah. “Ketika browsing-browsing internet, dengan tujuan mencari referensi untuk mengerjakan PR, tugas orang tua untuk bisa mendampingi. Termasuk di lingkungan sekolah pun, bisa membantu memasang aplikasi yang bertujuan bisa menyaring konten-konten yang hendak dibuka,” ujarnya.
Khawatir akan dampak dari tekhnologi serba modern tersebut, pihaknya, akan berkoordinasi untuk turun ke kecamatan maupun ke sekolah-sekolah terkait program Internet Sehat, dan menangkal berita-berita Hoax.
Ia pun menekankan kepada orang tua untuk membatasi ruang gerak anak di bawah umur dalam penggunaan HP atau smartphone yang memiliki aplikasi Game, maupun aplikasi multimedia yang bisa menimbulkan dampak terhadap konunikasi.
Termasuk HP Android, Burhanuddin, menyarankan kepada orang tua tidak menyepelekan kebiasaan anak bermain game. “Bagaimana pun juga itu ada dampaknya, karena bisa menimbulkan ketagihan. Yang kita khawatirkan itu bisa mengganggu yang mestinya harus belajar, berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan. Jika pikiran anak telah dikuasai oleh game, tidak heran anak selalu melalaikan kewajiban seperti belajar, mengaji dan membantu orang tua,” pungkasnya.