Sumbawa Barat, Gaung NTB
Bertempat di Dermaga Labuhan Lalar Desa Labuhan Lalar Kecamatan Taliwang, Bupati Sumbawa Barat, DR Ir H W Musyafirin, MM, melepas peserta lomba mendayung sampan, Sabtu (04/11).
Pelepasan lomba mendayung sampan ini juga dihadiri Wakil Bupati, Fud Syaifuddin, S.T, para asisten Setda KSB, Kepala OPD dan Kepala Bagian, Wakapolres Sumbawa Barat, Kepala Desa Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan masyarakat Desa Labuhan Lalar.
Sebelum pelepasan, Bupati dan Wakil Bupati masing-masing didampingi istri meninjau kerajinan miniatur kapal kayu hasil kreasi pemuda Labuhan Lalar. Kepala Desa Labuhan Lalar pun kemudian menyerahkan miniatur kapal kayu kepada Bupati dan Wakil Bupati sebagai cinderamata.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata KSB, I G B Sumbawanto, MSi melaporkan, lomba dayung sampan dan parade layang-layang hias ini dilaksanakan selama dua hari, yakni 4—5 November 2017.
Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Festival Taliwang 2017 untuk memeriahkan hari lahir KSB ke-14 Tahun 2017. ‘’Peserta lomba sampan dayung 72 orang dan peserta parade layang-layang 82 orang. Peserta merupakan nelayan dari Labuhan Lalar dan nelayan Desa Kertasari. Rencananya kegiatan ini menjadi event tahunan rangkaian dari Festival Taliwang,” katanya.
Bupati Sumbawa Barat, DR Ir H W Musyafirin, MM, dalam sambutannya mengatakan, balapan sampan merupakan cerminan dari gotong royong.
Dalam balapan sampan dayung ini, yang paling bagus gotong royong nya lah yang akan menang. Semangat gotong royong diharapkan semakin subur berkembang di tengah masyarakat.
Bupati juga mengajak masyarakat memahami revoluasi mental yang didengungkan Presiden Joko Widodo, yakni kejujuran, etos kerja dan kerjasama atau gotong royong.
Dari ketiga revolusi mental tersebut, sikap mental (kejujuran) menjadi fokus utama dalam mengevaluasi diri. Jika berfikir positif, maka akan berdampak positif. Sebaliknya, jika befikir negatif, maka akan manusia akan menjadi buruk. ‘’Ini juga terkait dengan masalah kemiskinan, ini adalah salah satu penyakit mental di tengah masyarakat. Banyak di antara masyarakat yang hanya mengaku miskin padahal mereka sebenarnya sudah hidup layak,” kata Bupati.
Dijelaskan Bupati, pemerintah pusat telah menetapkan 14 indikator untuk menilai seseorang tergolong miskin. Jika ke 14 indikator ini digunakan untuk menilai masyarakat di KSB apakah termasuk miskin atau sudah hidup layak, maka akan sedikit sekali warga KSB yang termasuk miskin.
Terlebih 6 aspek kehidupan dari 14 indikator telah ditanggung atau dipenuhi oleh Pemda (BPJS Kesehatan ditanggung, uang santunan bagi disabilitas dan lansia setiap bulan dan program lainnya). ‘’Orang miskin itu kita lihat kalau makan dua kali sehari, masak pakai kayu bakar, beli baju hanya sekali setahun, terus tidak bisa mengakses kesehatan dan seterusnya,” ungkap Bupati.
Bupati menambahkan, hari ulang tahun ini juga menjadi moment untuk mengevaluasi dan mereview keberhasilan yang diraih untuk KSB. Keberhasilan yang telah dicapai untuk dipertahankan dan ditingkatkan.
Sementara yang belum untuk terus dikejar. “Semoga di hari ulang tahun KSB ke 14 ini, kita semua dapat memberikan yang terbaik untuk daerah sebagai tanggung jawabnya selaku warga KSB,” tandasnya.