Sumbawa Barat, Gaung NTB
Pengusaha bahan bangunan dan kayu di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) siap berkontribusi membantu percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa, dengan menjaga ketersediaan dan kestabilan harga bangunan.
Kesiapan para pengusaha bahan bangunan dan kayu ini diungkapkan dalam rapat koordinasi bersama Bupati Sumbawa Barat, di ruang rapat utama Gedung Graha Fitrah, Senin (24/09). Selain memastikan ketersediaan dan kestabilan harga bahan bangunan, para pengusaha ini juga mau membantu pemerintah mempercepatan pembangunan dan perbaikan rumah korban gempa secara kredit atau dihutang.
Kepala Diskoperindag KSB, Amin Sudiono dalam laporannya menyampaikan, rapat koordinasi untuk menjaga ketersediaan dan kestabilan harga bahan bangunan ini dihadiri oleh 46 pengusaha bahan bangunan dan kayu se KSB.
Peran pengusaha bahan bangunan dan kayu sangat penting dalam kondisi sperti ini dalam penyediaan dan kestabilan harga bahan bangunan di masa rehabilitasi dan rekonstruksi.
Sekda Sumbawa Barat, H. Abdul Azis, M.H kepada pengusaha material bagunan dan kayu mengatakan, KSB telah dilanda gempa pada tanggal 19 Agustus lalu. Akibat musibah itu sebanyak 15.361 rumah rusak, baik rusak berat, ringan maupun sedang.
Saat ini, tahap penanganan darurat bencana gempa dalam tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Di tahap ini, pembangunan dan perbaikan rumah dilaksanakan melalui dana stimulan pemerintah. Karenanya, pengusaha diundang untuk bersama-sama mendukung percepatan pembangunan dengan menjaga ketersediaan dan stabilnya harga bahan bangunan.
Bupati Sumbawa Barat, Dr. Ir. H. W Musyafirin, M.M mengatakan, pengusaha bahan bangunan diundang untuk membantu pemerintah dan membantu korban bencana gempa bumi.
Duduk bersama ini untuk mempersatukan persepsi, pemikiran dan tindakan untuk percepatan pembangunan dan perbaikan rumah korban gempa. Dimana, korban gempa yang rumahnya rusak berat mendapat dana stimulan Rp 50 juta, rusak sedang Rp 25 juta dan rusak ringan Rp 10 juta. Dana tersebut harus seluruhnya dibelanjakan untuk pembelian bahan bangunan. Adapun tidak lebih dari 20% untuk ongkos tukang.
Pada tahap pertama sudah ada dana warga korban gempa yang cair, seperti yang rusak berat sebanyak 346. Namun agar pembangunan dan perbaikan rumah warga dilaksanakan dengan cepat, mengingat musim hujan akan tiba, demi menghindari berbagai penyakit, maka diharapkan pengusaha bahan bangunan dan kayu untuk bisa membantu memberikan terlebih dahulu bahan bangunan.
Yang utama adalah besi, seng dan paku, termasuk kayu. “Uangnya sudah ada, sudah masuk dari BNPB ke rekening BPBD Rp. 35,7 miliar, dana ini ditransfer ke rekening korban gempa, sudah dicairkan separuh di tahap pertama,” terang Bupati.
Nanti untuk proses pencairan, lanjut Bupati, dana dari rekening korban bencana di transfer ke rekening kelompok masyarakat (Pokmas). Pokmas terdiri dari Agen PDPGR tingkat Peliuk, Babinsa, Bhabinkamtibmas dan Pengawas Inspektorat KSB.
Mereka nanti yang menyusun kebutuhan bahan bangunan yang akan dibeli. Diform belanja itu harus ada tandatangan salah satu Agen PDPGR, salah satu penggerak gotong royong, yakni Kepala Desa, Babinsa atau Bhabinkamtibmas. Ketiga harus ada tandatangan pengawas Inspektorat dan pemilik rumah itu sendiri. ‘’Perangkat Pokmas sedang kami susun dengan SK, insyaallah jangan khawatir lama dibayar, begitu perangkat sudah siap, mereka dilapangan siap maka uang akan di transfer atau dibelanjakan langsung ke pengusaha,” jelas, Bupati.
Bupati mengingatkan, siapa pun yang membeli bahan bangunan ke luar KSB selain suplier atau pengusaha bahan bangunan di KSB tidak diperbolehkan.
Ini agar masyarakat membeli bahan bangunan di toko bahan bangunan dan kayu di KSB. Ini untuk menjamin tidak adanya gejolak sosial dan agar penggunaan dana secara transparan dan akuntabel.
Kepala Kejaksaan Negeri Sumbawa, Paryono, M.H menambahkan, pengusaha bangunan dan kayu di KSB jangan sampai ada nelakukan penimbunan. Sebab bahan bangunan merupakan kebutuhan penting yang di atur dalam UU tentang Perdagangan. Jika melakukan maka ancaman hukuman ya adalah pidana penjara maksimal 5 tahun dan denda Rp 50 milyar.
Jika ada kedapatan yang menimbun barang pada saat seperti ini akan dibawa ke meja hijau. Penyelidikan dan penyidik akan dilakukan oleh Kapolres dan jajaran. “Tapi karena bapak ibu sudah hadir di rapat inn Insyaallah tidak ada toko bangunan dan kayu di KSB yang seperti itu. KSB menjadi Kabupaten paling cepat melakukan penanganan pasca gempa bumi bukan saja diakui di NTB tapi juga diakui pemerintah pusat. Karenanya, prestasi itu jangan dinodai dengan kegiatan mengambil untung yang berlebihan oleh pengusaha, ” imbuh Kajari.
Kapolres Sumbawa Barat, AKBP Mustofa, M.H mengatakan, acara ini sangat mulia, yakni bagaimana pengusaha material bangunan berperan untuk percepatan proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa di KSB.
Pembangunan di KSB sedang berjalan dan menjadi contoh untuk daerah lain. Bahkan Menteri PU datang khusus ke KSB melihat kecepatan dan keterpaduan semua pihak dalam menangani bencana. “Diharapkan harga bahan bangunan dijual dengan harga yang tidak terlampau tinggi. Kami siap mensuport proses lancarnya distribusi di penyeberangan dari Layanan ke Tano atau dari luar KSB agar cepat dan lancar barangnya sampai di KSB, sehingga ketersedian bahan bangunan aman di KSB. Jangan sampai warga membeli barang ke Alas. Atau Bupati mendatangkan distributor bahan bangunan dari Pulau Lombok. Hal itu harus dihindari untuk menjaga ketertiban masyarakat dan agar dana stimulan bisa berputar di KSB,” katanya.
Dari pertemuan ini, para pengusaha bahan bangunan dan pengusaha kayu sepakat dengan pemerintah. Mereka siap membantu suksesnya rehabilitasi dan rekonstruksi di KSB. Namun para pengusaha meminta agar pencairan atau pembayaran harga bangunan yang mereka jual tidak terlampau lama agar usaha mereka juga tidak terhambat.