
Ikhsan Imanuddin ST MT : Progresnya sudah 92,4%
Sumbawa Besar, Gaung NTB
Ikatan Pelajar Pemuda dan Mahasiswa Sumbawa (IPPMS) Kecamatan Orong Telu mengikuti hearing (rapat dengar pendapat/RDP) difasilitasi oleh Komisi III DPRD Kabupaten Sumbawa diruang rapat pimpinan II selasa (12/1). Di RDP itu, IPPMS mempertanyakan dan membahas progress pengerjaan jembatan Tempoak Renok, sekaligus berdialog soal rusaknya Jembatan Brang Punik dan tanjakan Dewa Dara serta pengerjaan ruas jalan wilayah selatan dari Lenangguar hingga Baturotok.

Wakil Ketua DPRD yang juga Kordinator Komisi III Syamsul Fikri SAg MSi, mendampingi Ketua Komisi III Hamzah Abdullah beserta anggota komisi lainnya yaitu Sekretaris Edi Syarifuddin, I nyoman Wisma, Gahtan Hanu Cakita dan Indradiawan SPd. Selain itu, hearing juga diikuti oleh stake holders terkait diantaranya Dinas Pekerjaan Umum Kabid Bina Marga Ikhsan Imanuddin ST MT, Kabid Fisik Bappeda Sumbawa Ivan Indrajaya ST MSi, Kabid Anggaran BPKAD Khaeruddin SE MEC Dev dan Camat Orong Telu diwakili Sekcam Muhammad Awaludin Safari SPd.
Ketua IPPMS Kecamatan Orong Telu, Andriansyah, mengatakan anggaran pembangunan jembatan Tempoak renok sangat fastastis namun kualitas pengerjaannya dipertanyakan.
“Ayo bapak dewan yang terhormat turun ke lapangan dan melihat langsung jembatan Tempoak Renok belum dipakai saja sudah retak, mari kita lakukan uji lab agar diketahui kualitas hasil pengerjaannya” kata Andri.

Selanjutnya, persoalan kedua yaitu jembatan Limpas Brang Punik kondisinya memprihatinkan karena rusak parah diterjang bencana banjir. Dikatakan, kehadiran pemerintah sangat dinantikan oleh masyarakat orong telu. Pasalnya, bencana dan kecelakaan bisa terjadi kapan saja akibat rusaknya akses jembatan. Andriansyah kemudian mendorong BPBD hadir untuk menanggulangi bencana darurat agar masyarakat bisa terlindungi.
“Jangan persoalan ini dilempar seolah dadu, kami ingin pemerintah dan bapak dewan terhormat merespon dengan cepat, karena realitas hari ini bertolak belakang, ini bukan menjadi cerita rekayasa, jangan hanya diberikan janji-janji kampanye saja, kami masyarakat yang merasakan sendiri menyebrang sungai dengan derasnya arus, dan kami terisolir. Sangat sah jika kami bertanya, karena belum apa-apa sudah retak, memang pengerjaan proyek ini sudah bermasalah dari awal. Kami tuntut hasil sempurna karena jembatan ini akan kami gunakan seumur hidup” tegasnya.
Ia menambahkan, jembatan Brang Punik sebenarnya satu paket dengan jembatan Tempoak Renok tetapi karena anggaran terbatas sehingga dikerjakan satu saja, begitupun bisa cukup dipahami oleh masyarakat Orong Telu pada saat aksi yang dilakukan pada tahun 2019 lalu. Namun, di tahun 2021 ini IKPPM OT kembali datang untuk mempertanyakan apakah jembatan limpas Brang Punik bisa dibangun oleh pemerintah melalui dana APBD.
“Kami mendengar ada pengerjaan proyek jalan wilayah selatan dari Lenangguar hingga Desa Batu Rotok yang akan dikerjakan oleh Pemprov NTB hingga pemenang tendernya sudah ada. Apakah jembatan Brang Punik dan tanjakan Dewa Dara masuk kedalam pengerjaan proyek tersebut karena kondisinya krusial rusak parah?,” imbuhnya.

Ia mengancam, jika penanggulangan sementara jembatan berang punik tidak dapat direalisasikan sampai hari Rabu mendatang, maka masyarakat Orong Telu akan melakukan aksi besar-besaran menuntut janji pemerintah dan DPRD.
“Masyarakat sudah bergotong royong dan mengerjakan jembatan limpas Brang Punik dengan mengumpulkan dana swadaya sesuai batas kemampuan mereka, namun materialnya selalu hanyut dibawah air banjir tiap kali musim hujan,” ungkap Andri.
Menurut Camat Orong Telu dalam hal ini diwakili oleh Sekretaris Muhammad Awaludin SPd mengatakan pihak kecamatan sudah berbuat maksimal dengan melaporkan persoalan jembatan dan jalan yang dialami oleh masyarakat Orong Telu kepada Bupati Sumbawa. Hal itu dibuktikan dengan diperintahkan Kadis PU dan Kabid Bina Marga meninjau lokasi jembatan dan jalan yang rusak tersebut. Akan tetapi pengabdiannya dianggab tidak responsif, bahkan masyarakat menggelar demonstrasi di Kantor Camat.
“Kami memahami apa yang dirasakan oleh masyarakat, untungnya jembatan Tempoak Renok sekarang sudah bisa dilalui meski harus melalui lumpur karena pengerjaan belum selesai, dan ada item pengerjaan yang masih harus dilakukan perbaikan, semoga PPK Kabid Bina Marga dan bapak dewan bisa terjun ke lokasi dalam waktu dekat,” harapnya.
Sementara itu, menurut Kadis Pekerjaan Umum diwakili oleh Kabid Bina Marga Ikhsan Imanuddin ST MT menyampaikan pembangunan jembatan Tempoak Renok dengan anggaran Rp 6,6 Milyar lebih memiliki luas bentang 40 meter. Awalnya menjadi perbincangan alot bersama tim anggaran masuk atau tidak pada APBD kabupaten Sumbawa tahun 2020, hal itu terus diperjuangkan hingga dipertahankan karena penting dan strategis hingga pembangunannya direalisasikan. Secara teknis, pengerjaan proyek 5 bulan sudah cukup namun kendalanya faktor alam menjadi penghambat.
“Saya bertanggung jawab dengan resikonya. Lelang 1 bulan, dan empat bulan pengerjaan, 21 Desember habis kontrak kemudian diperpanjang dengan alasan kondisi alam (kerap kali banjir dan material yang telah dipasang terbawa arus), sehingga diberikan waktu perpanjang sampai tanggal 31 Desember 2020. Walau mereka hanya libur saat pilkada saja, namun pada akhirnya tidak mampu diselesaikan sampai tenggat waktu tersebut,” paparnya.
“Selanjutnya kami memberi tambahan waktu 50 hari dengan denda 1 per Mil per hari (1/1000 x nilai sisa pekerjaan setelah PJO 31 Desember, Red). Kami evaluasi, pihak kontraktor memiliki itikad baik dengan defiasi positif. Bahkan, item pengerjaan sekarang sudah sampai 92,4%, tinggal menunggu aspal dan lantai jembatan,” ungkapnya. Kendati begitu, pembayaran baru dilakukan 65%.
Terhadap informasi adanya keretakan, Ikhsan menambahkan bahwa hal itu bisa diperbaiki “Keretakan ditalut pengamannan. Sedangkan struktur belum saya pantau ada keretakan karena peranca belum dicopot!,” terangnya.
Diungkapkan, bahwa kontraktor telah mengajukan JMF (Jobs Mixs Formula) secara teknis, karena kontraktor berkewajiban lakukan pemeliharaan hingga 6 bulan pasca peroyek tersebut diserah terima nantinya.
Untuk jembatan Brang Punik sepanjang 25 meter, Ia mengakui kondisinya memang sangat memprihatinkan. “Namun, anggaran bergantung pada DPRD dan tim anggaran BPKAD,” tandasnya.
“Kami hanya tim teknis, tanpa disuarakan pun kami sudah lakukn itu, tetapi kembali lagi kemampuan anggaran daerah,” jawabnya.
Begitu pula tanjakan Dewa Dara dinilai Ikhsan juga sangat krusial untuk ditangani. Namun faktanya akibat pandemi anggaran jalan di APBD dicukur habis. “Semoga ada angin segar dari Provinsi maupun DAK Pusat,” harapnya.
Sedangkan pengerjaan jalan Lenanguar sampai Batu Rotok, pihaknya belum menerima informasi “Termasuk bagaimana teknisnya saya belum tahu,” akunya.
Sementara itu pula, Ketua Komisi 3 mengatakan akan melakukan kunjungan ke PU Provinsi untuk memastikan kejelasan pembangunan jalan lingkar selatan Lenangguar-Baturotok dan akan dijadwalkan untuk turun lapangan meninjau pembangunan jembatan Tempoak Renok di Orong Telu dalam waktu dekat, dan akan segera dijadwalkan. (Gks)